WhatsApp Icon
Rakornas 2025, Saidah Sakwan: Program BAZNAS Sejalan dengan RPJMN 2025-2029

Pimpinan BAZNAS RI Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan Hj. Saidah Sakwan, MA, menegaskan program BAZNAS sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2025-2029. Menurutnya, dana sosial syariah, termasuk zakat, telah diturunkan menjadi arah kebijakan tingkat menengah. 

"Untuk itu kita arahkan semua ekosistem binaan kita bisa diseleraskan untuk memenuhi kebutuhan penyuksesan program prioritas pemerintah," ujar Saidah.

Saidah mengatakan, dana keagamaan seperti zakat, diarahkan untuk mendukung program prioritas pemerintah dan mendukung penanganan masalah sosial serta bencana. Pemanfaatan dana keagamaan Islam dilaksanakan sejalan dengan kebijakan pengembangan ekonomi syariah serta berdampak pada peningkatan kualitas hidup masyarakat. 

Hal ini disampaikan Saidah dalam Plenary Session “Capaian Kinerja 2020-2025 dan Isu Strategis Renstra Kedepan Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan” yang digelar di Hotel Mercure Ancol, Jakarta, Rabu (27/8/2025).

Saidah juga menegaskan pentingnya membangun model pemberdayaan yang berkelanjutan dalam pengelolaan zakat, infak, dan sedekah (ZIS). 

Dalam paparannya, Saidah menyampaikan capaian BAZNAS dalam kurun 2020–2025 yang menunjukkan peningkatan signifikan baik dari sisi penghimpunan maupun pendistribusian ZIS. “Zakat telah menjadi instrumen strategis dalam mengurangi kemiskinan dan kesenjangan. Namun, lebih dari itu, zakat harus mampu menghadirkan model pemberdayaan yang berkelanjutan agar mustahik bisa naik kelas menjadi muzaki,” ungkapnya.

Saidah menjelaskan, selama periode pandemi 2021–2022, BAZNAS fokus pada program pemulihan mustahik melalui bantuan langsung, ketahanan pangan, hingga penguatan modal produktif. Sementara sejak 2023 hingga 2024, fokus diarahkan pada penguatan program pengentasan kemiskinan struktural melalui desa zakat, pengembangan ekonomi mustahik, serta dukungan kepada UMKM.

“Dari pengalaman lima tahun terakhir, kita belajar bahwa distribusi konsumtif memang penting untuk kondisi darurat, tetapi pendayagunaan produktif adalah kunci bagi kemandirian mustahik. Inilah yang kita maksud dengan pemberdayaan berkelanjutan,” lanjutnya.

Menurut Saidah, BAZNAS telah menargetkan proporsi ideal 50:50 antara pendistribusian konsumtif dan pendayagunaan produktif pada tahun 2026, dengan minimal 28% dana dialokasikan khusus untuk program pemberdayaan. Hal ini sejalan dengan agenda Asta Cita Presiden serta RPJMN 2025–2029 yang menekankan penguatan dana sosial syariah dalam pembangunan nasional.

Capaian kinerja juga menunjukkan perkembangan positif. Pada 2024, penyaluran zakat secara nasional mencapai Rp39,48 triliun, dan pada 2025 ditargetkan menembus Rp45,5 triliun. Peningkatan ini mencerminkan tumbuhnya kepercayaan masyarakat terhadap zakat sebagai instrumen keuangan sosial yang efektif .

Di sisi lain, Saidah juga menekankan pentingnya menyelaraskan seluruh gerakan zakat dengan prioritas pembangunan pemerintah. "Apa yang kita lakukan harus sejalan dengan apa yang diprioritaskan oleh Pemerintah. Alhamdulillah zakat sudah masuk dalam kebijakan nasional," jelasnya. 

Menurutnya, ini bukan hanya tentang kebijakan, tetapi juga tentang kontribusi terhadap target angka yang telah ditetapkan negara.

Zakat, menurutnya, dipandang sangat strategis karena keterkaitannya yang erat dengan berbagai aspek pembangunan, yaitu pengentasan kemiskinan, pengembangan wilayah, pendanaan pembangunan, dan penguatan nilai-nilai kebangsaan. Posisi strategis ini mendapatkan apresiasi dari negara.

"Ini membuktikan bahwa negara atau pemerintah menghargai kehadiran para amil zakat di pusat maupun di daerah," ungkap Saidah. 

Peran amil zakat diakui sebagai mitra pemerintah dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.

28/08/2025 | Kontributor: Humas BAZNAS Jatim
Rakornas BAZNAS 2025, Bappenas: Zakat Berperan Penting dalam Pembangunan Nasional

Plt. Deputi Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Kementerian PPN/Bappenas, Pungkas Bahjuri Ali mengungkapkan peran zakat sangat penting dalam pembangunan nasional. Hal itu disampaikannya dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) BAZNAS 2025, hari kedua, pada Rabu (27/08/2025). 

Dalam kesempatan tersebut, Pungkas juga menyampaikan apresiasi kepada BAZNAS atas kiprahnya yang konsisten dalam pengentasan kemiskinan dan pengurangan ketimpangan, serta menegaskan bahwa kontribusi zakat semakin relevan dalam mendukung pencapaian target pembangunan.

“Kemiskinan kita sudah turun drastis, sekarang sudah di bawah 10 persen. Namun yang menjadi perhatian adalah ketimpangan. Di sinilah zakat berperan penting, tidak hanya membantu secara konsumtif, tetapi juga memberdayakan masyarakat agar dapat keluar dari kemiskinan,” ujarnya.

Lebih jauh, Pungkas menekankan bahwa sinkronisasi program BAZNAS dengan arah pembangunan pemerintah menjadi hal yang sangat penting. Ia menyebutkan bahwa integrasi program BAZNAS di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) akan memperkuat daya ungkit terhadap pencapaian target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).

“RPJMD di daerah harus mengikuti RPJMN. Karena itu, BAZNAS provinsi, kabupaten, dan kota perlu memastikan programnya tercantum dalam RPJMD, sehingga daya ungkitnya lebih besar,” jelasnya.

Selain itu, ia juga mengingatkan bahwa potensi zakat nasional yang sangat besar, mencapai Rp327 triliun per tahun, harus dikelola secara optimal. Menurutnya, hal tersebut membutuhkan strategi ekosistem yang mendorong masyarakat untuk menunaikan kewajiban zakat secara lebih luas dan berkelanjutan.

“Tantangannya adalah bagaimana potensi itu bisa terealisasi dengan menciptakan ekosistem yang mendorong masyarakat untuk tahu, mau, dan mampu menunaikan zakat. Faktor kepercayaan kepada lembaga pengelola zakat menjadi kunci utama,” tegasnya.

Dalam konteks pembangunan jangka panjang, Pungkas menegaskan kembali bahwa zakat dapat menjadi salah satu instrumen penting untuk mendukung tercapainya visi Indonesia Emas 2045. Ia menekankan bahwa kontribusi BAZNAS akan sangat menentukan keberhasilan dalam menurunkan kemiskinan dan mengecilkan ketimpangan sosial.

“Kita ingin menuju Indonesia yang maju dan sejahtera, dengan kemiskinan mendekati nol dan kesenjangan yang semakin kecil. Peran BAZNAS dalam mendukung tujuan besar ini sangat strategis,” terangnya.

Menutup paparannya, Pungkas mendorong agar pengelolaan zakat semakin diperkuat melalui tata kelola yang baik serta pemanfaatan teknologi digital. Hal ini, menurutnya, akan meningkatkan efektivitas zakat sekaligus melengkapi keterbatasan anggaran pemerintah.

“APBN kita terbatas, sehingga peran pembiayaan non-pemerintah seperti zakat, infak, sedekah, dan wakaf menjadi sangat penting. Dengan tata kelola yang baik dan dukungan digitalisasi, zakat akan semakin besar kontribusinya bagi kesejahteraan masyarakat,” pungkasnya.

Melalui Rakornas 2025 ini, BAZNAS RI meneguhkan komitmennya untuk memperkuat sinergi dengan pemerintah dalam pengelolaan zakat, sehingga mampu memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat dan mendukung pencapaian tujuan pembangunan nasional.

28/08/2025 | Kontributor: Humas BAZNAS Jatim
Rakornas 2025, BPS: BAZNAS Berperan Strategis Turunkan Angka Kemiskinan di Indonesia

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI memiliki peran strategis dalam menurunkan angka kemiskinan di Indonesia. Berkolaborasi dengan BAZNAS RI untuk penyaluran bantuan sangat penting, agar tepat sasaran dan benar-benar diterima oleh para mustahik.

Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti saat menjadi pemateri pada  Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) BAZNAS hari kedua, Rabu (27/08/2025). 

Menurut Amalia, jumlah penduduk Indonesia per 8 Agustus 2025 tercatat sebanyak 286,8 juta dengan tingkat kemiskinan sebesar 23,85 juta orang. Jumlah   masyarakat miskin terbesar berada di pulau jawa, antara lain Jawa Timur sebanyak 3,87 juta orang masuk da?am kategori miskin, Jawa Barat 3,6 juta orang miskin, Jawa Tengah 3,3 juta orang miskin, kemudian Sumatera Utara dan Nusa Tenggara Timur.

“Jika dijumlahkan ada 13,13 juta orang atau sekitar 55 persen dari penduduk miskin di Indonesia ada di 5 Provinsi tersebut,” kata Amalia di Jakarta, Rabu (27/8/2025).

Menurut Amalia, berdasarkan survei yang dilakukan, mayoritas penduduk miskin ini berasal dari keluarga yang putus sekolah atau memiliki kepala rumah tangga yang hanya lulusan SD. Salah satunya bekerja di sektor pertanian sebesar 45,67 persen, dan yang lain bekerja di sektor informal sehingga tidak memiliki jaminan kesehatan. 

“Jadi pendidikan itu penting untuk menjamin tingkat kesejahteraan sebuah keluarga,” kata Amalia.

Karena itu, Presiden Prabowo mendirikan sekolah rakyat yang memang diperuntukkan bagi masyarakat miskin agar tidak putus sekolah. Dengan harapan, pendidikan ini akan mampu memutus garis kemiskinan pada keluarga miskin tersebut.

“Ini salah satu proses pemutusan rantai kemiskinan, jadi betapa pendidikan itu penting untuk menjamin kesejahteraan rumah tangga di generasi berikutnya,” jelas Amalia.

Amalia menambahkan, BPS juga menawarkan kerja sama dengan BAZNAS melalui data tunggal kesejahteraan (DTSEN). Melalui kerja sama ini, harapan penyaluran bantuan akan benar-benar tepat sasaran karena BPS memiliki data masyarakat miskin dan BAZNAS yang akan terjun langsung menyalurkan bantuan kepada para mustahik yang berhak menerima.

“Kalau kolaborasi ini terjadi maka ini menjadi bagian penting proses pemutakhiran DTSEN yang bisa kita lakukan bersama-sama dan Bapak/Ibu bisa manfaatkan untuk melihat dan memetakan di mana orang miskin itu berada, siapa, sudahkah dia  mendapatkan bantuan atau belum, kita bisa petakan bersama-sama menggunakan DTSEN ini,” kata Amalia.

Terakhir dia menambahkan, ada 4 barang komoditas yang memberikan kontribusi terbesar terhadap garis kemiskinan yakni beras, telur ayam, daging ayam, dan mie instan. 

“Jadi kalau mau mengintervensi, membantu untuk meringankan beban orang miskin, berdasarkan survei kami 4 komoditas ini yang memang memberikan kontribusi kepada mereka,” ungkap Amalia.

28/08/2025 | Kontributor: Humas BAZNAS Jatim
Rakornas BAZNAS RI 2025, Menko PMK: BAZNAS Mitra Strategis Pemerintah dalam Pembangunan Manusia

Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno menegaskan pentingnya sinergisitas antara pemerintah dan BAZNAS untuk kesejahteraan masyarakat, agar program pembangunan manusia berjalan lebih efektif dan tepat sasaran.

Hal tersebut disampaikan Pratikno dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) BAZNAS RI di Jakarta, Selasa (26/8/2025).

Pratikno menyampaikan, BAZNAS tidak hanya berperan dalam menyalurkan zakat, tetapi juga mampu mengisi ruang-ruang yang belum sepenuhnya dijangkau pemerintah. Menurutnya, peran BAZNAS sangat strategis karena dapat hadir lebih cepat dalam menjawab kebutuhan masyarakat di berbagai sektor.

“Pemda atau birokrasi pada umumnya tidak fleksibel untuk merespons suatu hal, karena harus ada perencanaan, anggarannya sudah dialokasikan, dan seterusnya. Tapi mungkin fleksibiltas bisa dilakukan di BAZNAS,” ujar Pratikno.

Pratikno menilai fleksibilitas menjadi salah satu keunggulan BAZNAS dibandingkan birokrasi pemerintah. Katanya, sifat birokrasi yang kaku sering kali membuat respons terhadap kebutuhan masyarakat berjalan lambat. Di sinilah BAZNAS bisa mengambil peran pelengkap.

“Mungkin fleksibilitas bisa dilakukan di BAZNAS, sehingga bisa menutup kelemahan pemerintah yang tidak fleksibel. Ini akan sangat membantu, khususnya untuk program-program yang sangat urgent,” jelas Pratikno.

Lebih lanjut, Pratikno menegaskan, sektor kesehatan, pendidikan, dan penanganan bencana merupakan bidang prioritas yang membutuhkan dukungan cepat dan tepat. Kontribusi BAZNAS di tiga sektor itu sangat penting untuk mengurangi beban publik yang berisiko tinggi jika penanganannya terlambat.

“Kalau kesehatan dan bencana itu prioritas utama, karena risiko kerugian yang ditanggung publik terlalu besar. Peran BAZNAS di sini sangat fundamental,” tambahnya.

Pratikno juga berharap kolaborasi antara pemerintah dan BAZNAS tidak hanya berhenti di level pusat, melainkan dapat menginspirasi lahirnya koalisi di daerah. Menurutnya, kehadiran BAZNAS di daerah bisa menjadi motor penggerak sinergi antara pemerintah daerah, masyarakat, dan lembaga zakat.

“Kami mengharapkan sekali, kerja sama ini bisa mendorong munculnya koalisi di daerah dalam mengatasi persoalan-persoalan pembangunan manusia. Kalau BAZNAS ada tim yang kita bisa sama-sama membahas secara detail kerja sama, nanti dari kami siap,” katanya.

28/08/2025 | Kontributor: Humas BAZNAS Jatim
Wakil Kepala Otorita Pantura: Sinergi BAZNAS dan Pemerintah Daerah Ciptakan Pengelolaan ZIS yang Komprehensif

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) RI Tito Karnavian yang diwakili oleh Wakil Kepala Otorita Pengelola Pantai Utara Jawa  Dr. H. Suhajar Diantoro, M.Si mengatakan, sinergi yang efektif antara Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dengan pemerintah daerah akan menciptakan sistem pengelolaan zakat yang komprehensif, dari level kebijakan hingga implementasi di lapangan. 

Hal itu disampaikan Suhajar Diantoro dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) BAZNAS 2025 dengan tema “Menguatkan BAZNAS, Mendukung ASTACITA”, di Jakarta, Selasa (26/08/2025).

Menurutnya, koordinasi yang baik antara BAZNAS dan pemerintah daerah juga akan menghindari tumpang tindih program dan memastikan disribusi zakat yang adil dan merata sesuai kebutuhan masing-masing daerah.

"Jadi kalau BAZNAS sudah berkolaborasi dengan pemerintah daerah maka pengelolaannya akan lebih baik dan pemanfaatannya tepat sasaran," ujarnya.

Selain itu, pihaknya menyebut jika pemerintah daerah berfungsi sebagai ujung tombak implementasi yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. Di satu sisi, Pemerintah daerah memiliki pemahaman mendalam tentang kondisi sosial-ekonomi dan budaya masyarakat setempat. 

"Hal ini memungkinkan pendekatan pengumpulan dan distribusi zakat yang lebih tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan lokal," jelasnya.

"Dengan begitu, kemampuan untuk melakukan pendataan muzaki dan mustahik secara akurat menjadi modal penting dalam optimalisasi pengelolaan zakat," imbuhnya.

Selanjutnya, pihaknya menyampaikan jika pemerintah daerah memiliki legitimasi dan wewenang untuk melakukan koordinasi dengan berbagai pihak, termasuk lembaga keagamaan, tokoh masyarakat, dan sektor swasta. 

"Keterlibatan pemerintah daerah dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pengelolaan zakat, sehingga mendorong peningkatan partisipasi muzakki," ucapnya.

Sementara itu, kata dia, dalam konteks otonomi daerah, pemerintah daerah memiliki peluang untuk mengembangkan kebijakan dan program zakat yang disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan wilayahnya. 

"Penguatan peran ini harus didukung oleh regulasi yang jelas dan kapasitas kelembagaan yang memadai, agar dapat memberikan dampak signifikan terhadap pembangunan daerah," imbuhnya.

28/08/2025 | Kontributor: Humas BAZNAS Jatim

Berita Terbaru

Rakornas 2025, Saidah Sakwan: Program BAZNAS Sejalan dengan RPJMN 2025-2029
Rakornas 2025, Saidah Sakwan: Program BAZNAS Sejalan dengan RPJMN 2025-2029
Pimpinan BAZNAS RI Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan Hj. Saidah Sakwan, MA, menegaskan program BAZNAS sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2025-2029. Menurutnya, dana sosial syariah, termasuk zakat, telah diturunkan menjadi arah kebijakan tingkat menengah. "Untuk itu kita arahkan semua ekosistem binaan kita bisa diseleraskan untuk memenuhi kebutuhan penyuksesan program prioritas pemerintah," ujar Saidah. Saidah mengatakan, dana keagamaan seperti zakat, diarahkan untuk mendukung program prioritas pemerintah dan mendukung penanganan masalah sosial serta bencana. Pemanfaatan dana keagamaan Islam dilaksanakan sejalan dengan kebijakan pengembangan ekonomi syariah serta berdampak pada peningkatan kualitas hidup masyarakat. Hal ini disampaikan Saidah dalam Plenary Session “Capaian Kinerja 2020-2025 dan Isu Strategis Renstra Kedepan Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan” yang digelar di Hotel Mercure Ancol, Jakarta, Rabu (27/8/2025). Saidah juga menegaskan pentingnya membangun model pemberdayaan yang berkelanjutan dalam pengelolaan zakat, infak, dan sedekah (ZIS). Dalam paparannya, Saidah menyampaikan capaian BAZNAS dalam kurun 2020–2025 yang menunjukkan peningkatan signifikan baik dari sisi penghimpunan maupun pendistribusian ZIS. “Zakat telah menjadi instrumen strategis dalam mengurangi kemiskinan dan kesenjangan. Namun, lebih dari itu, zakat harus mampu menghadirkan model pemberdayaan yang berkelanjutan agar mustahik bisa naik kelas menjadi muzaki,” ungkapnya. Saidah menjelaskan, selama periode pandemi 2021–2022, BAZNAS fokus pada program pemulihan mustahik melalui bantuan langsung, ketahanan pangan, hingga penguatan modal produktif. Sementara sejak 2023 hingga 2024, fokus diarahkan pada penguatan program pengentasan kemiskinan struktural melalui desa zakat, pengembangan ekonomi mustahik, serta dukungan kepada UMKM. “Dari pengalaman lima tahun terakhir, kita belajar bahwa distribusi konsumtif memang penting untuk kondisi darurat, tetapi pendayagunaan produktif adalah kunci bagi kemandirian mustahik. Inilah yang kita maksud dengan pemberdayaan berkelanjutan,” lanjutnya. Menurut Saidah, BAZNAS telah menargetkan proporsi ideal 50:50 antara pendistribusian konsumtif dan pendayagunaan produktif pada tahun 2026, dengan minimal 28% dana dialokasikan khusus untuk program pemberdayaan. Hal ini sejalan dengan agenda Asta Cita Presiden serta RPJMN 2025–2029 yang menekankan penguatan dana sosial syariah dalam pembangunan nasional. Capaian kinerja juga menunjukkan perkembangan positif. Pada 2024, penyaluran zakat secara nasional mencapai Rp39,48 triliun, dan pada 2025 ditargetkan menembus Rp45,5 triliun. Peningkatan ini mencerminkan tumbuhnya kepercayaan masyarakat terhadap zakat sebagai instrumen keuangan sosial yang efektif . Di sisi lain, Saidah juga menekankan pentingnya menyelaraskan seluruh gerakan zakat dengan prioritas pembangunan pemerintah. "Apa yang kita lakukan harus sejalan dengan apa yang diprioritaskan oleh Pemerintah. Alhamdulillah zakat sudah masuk dalam kebijakan nasional," jelasnya. Menurutnya, ini bukan hanya tentang kebijakan, tetapi juga tentang kontribusi terhadap target angka yang telah ditetapkan negara. Zakat, menurutnya, dipandang sangat strategis karena keterkaitannya yang erat dengan berbagai aspek pembangunan, yaitu pengentasan kemiskinan, pengembangan wilayah, pendanaan pembangunan, dan penguatan nilai-nilai kebangsaan. Posisi strategis ini mendapatkan apresiasi dari negara. "Ini membuktikan bahwa negara atau pemerintah menghargai kehadiran para amil zakat di pusat maupun di daerah," ungkap Saidah. Peran amil zakat diakui sebagai mitra pemerintah dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.

28/08/2025 | Humas BAZNAS Jatim

Rakornas BAZNAS 2025, Bappenas: Zakat Berperan Penting dalam Pembangunan Nasional
Rakornas BAZNAS 2025, Bappenas: Zakat Berperan Penting dalam Pembangunan Nasional
Plt. Deputi Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Kementerian PPN/Bappenas, Pungkas Bahjuri Ali mengungkapkan peran zakat sangat penting dalam pembangunan nasional. Hal itu disampaikannya dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) BAZNAS 2025, hari kedua, pada Rabu (27/08/2025). Dalam kesempatan tersebut, Pungkas juga menyampaikan apresiasi kepada BAZNAS atas kiprahnya yang konsisten dalam pengentasan kemiskinan dan pengurangan ketimpangan, serta menegaskan bahwa kontribusi zakat semakin relevan dalam mendukung pencapaian target pembangunan. “Kemiskinan kita sudah turun drastis, sekarang sudah di bawah 10 persen. Namun yang menjadi perhatian adalah ketimpangan. Di sinilah zakat berperan penting, tidak hanya membantu secara konsumtif, tetapi juga memberdayakan masyarakat agar dapat keluar dari kemiskinan,” ujarnya. Lebih jauh, Pungkas menekankan bahwa sinkronisasi program BAZNAS dengan arah pembangunan pemerintah menjadi hal yang sangat penting. Ia menyebutkan bahwa integrasi program BAZNAS di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) akan memperkuat daya ungkit terhadap pencapaian target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). “RPJMD di daerah harus mengikuti RPJMN. Karena itu, BAZNAS provinsi, kabupaten, dan kota perlu memastikan programnya tercantum dalam RPJMD, sehingga daya ungkitnya lebih besar,” jelasnya. Selain itu, ia juga mengingatkan bahwa potensi zakat nasional yang sangat besar, mencapai Rp327 triliun per tahun, harus dikelola secara optimal. Menurutnya, hal tersebut membutuhkan strategi ekosistem yang mendorong masyarakat untuk menunaikan kewajiban zakat secara lebih luas dan berkelanjutan. “Tantangannya adalah bagaimana potensi itu bisa terealisasi dengan menciptakan ekosistem yang mendorong masyarakat untuk tahu, mau, dan mampu menunaikan zakat. Faktor kepercayaan kepada lembaga pengelola zakat menjadi kunci utama,” tegasnya. Dalam konteks pembangunan jangka panjang, Pungkas menegaskan kembali bahwa zakat dapat menjadi salah satu instrumen penting untuk mendukung tercapainya visi Indonesia Emas 2045. Ia menekankan bahwa kontribusi BAZNAS akan sangat menentukan keberhasilan dalam menurunkan kemiskinan dan mengecilkan ketimpangan sosial. “Kita ingin menuju Indonesia yang maju dan sejahtera, dengan kemiskinan mendekati nol dan kesenjangan yang semakin kecil. Peran BAZNAS dalam mendukung tujuan besar ini sangat strategis,” terangnya. Menutup paparannya, Pungkas mendorong agar pengelolaan zakat semakin diperkuat melalui tata kelola yang baik serta pemanfaatan teknologi digital. Hal ini, menurutnya, akan meningkatkan efektivitas zakat sekaligus melengkapi keterbatasan anggaran pemerintah. “APBN kita terbatas, sehingga peran pembiayaan non-pemerintah seperti zakat, infak, sedekah, dan wakaf menjadi sangat penting. Dengan tata kelola yang baik dan dukungan digitalisasi, zakat akan semakin besar kontribusinya bagi kesejahteraan masyarakat,” pungkasnya. Melalui Rakornas 2025 ini, BAZNAS RI meneguhkan komitmennya untuk memperkuat sinergi dengan pemerintah dalam pengelolaan zakat, sehingga mampu memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat dan mendukung pencapaian tujuan pembangunan nasional.

28/08/2025 | Humas BAZNAS Jatim

Rakornas 2025, BPS: BAZNAS Berperan Strategis Turunkan Angka Kemiskinan di Indonesia
Rakornas 2025, BPS: BAZNAS Berperan Strategis Turunkan Angka Kemiskinan di Indonesia
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI memiliki peran strategis dalam menurunkan angka kemiskinan di Indonesia. Berkolaborasi dengan BAZNAS RI untuk penyaluran bantuan sangat penting, agar tepat sasaran dan benar-benar diterima oleh para mustahik. Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti saat menjadi pemateri pada Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) BAZNAS hari kedua, Rabu (27/08/2025). Menurut Amalia, jumlah penduduk Indonesia per 8 Agustus 2025 tercatat sebanyak 286,8 juta dengan tingkat kemiskinan sebesar 23,85 juta orang. Jumlah masyarakat miskin terbesar berada di pulau jawa, antara lain Jawa Timur sebanyak 3,87 juta orang masuk da?am kategori miskin, Jawa Barat 3,6 juta orang miskin, Jawa Tengah 3,3 juta orang miskin, kemudian Sumatera Utara dan Nusa Tenggara Timur. “Jika dijumlahkan ada 13,13 juta orang atau sekitar 55 persen dari penduduk miskin di Indonesia ada di 5 Provinsi tersebut,” kata Amalia di Jakarta, Rabu (27/8/2025). Menurut Amalia, berdasarkan survei yang dilakukan, mayoritas penduduk miskin ini berasal dari keluarga yang putus sekolah atau memiliki kepala rumah tangga yang hanya lulusan SD. Salah satunya bekerja di sektor pertanian sebesar 45,67 persen, dan yang lain bekerja di sektor informal sehingga tidak memiliki jaminan kesehatan. “Jadi pendidikan itu penting untuk menjamin tingkat kesejahteraan sebuah keluarga,” kata Amalia. Karena itu, Presiden Prabowo mendirikan sekolah rakyat yang memang diperuntukkan bagi masyarakat miskin agar tidak putus sekolah. Dengan harapan, pendidikan ini akan mampu memutus garis kemiskinan pada keluarga miskin tersebut. “Ini salah satu proses pemutusan rantai kemiskinan, jadi betapa pendidikan itu penting untuk menjamin kesejahteraan rumah tangga di generasi berikutnya,” jelas Amalia. Amalia menambahkan, BPS juga menawarkan kerja sama dengan BAZNAS melalui data tunggal kesejahteraan (DTSEN). Melalui kerja sama ini, harapan penyaluran bantuan akan benar-benar tepat sasaran karena BPS memiliki data masyarakat miskin dan BAZNAS yang akan terjun langsung menyalurkan bantuan kepada para mustahik yang berhak menerima. “Kalau kolaborasi ini terjadi maka ini menjadi bagian penting proses pemutakhiran DTSEN yang bisa kita lakukan bersama-sama dan Bapak/Ibu bisa manfaatkan untuk melihat dan memetakan di mana orang miskin itu berada, siapa, sudahkah dia mendapatkan bantuan atau belum, kita bisa petakan bersama-sama menggunakan DTSEN ini,” kata Amalia. Terakhir dia menambahkan, ada 4 barang komoditas yang memberikan kontribusi terbesar terhadap garis kemiskinan yakni beras, telur ayam, daging ayam, dan mie instan. “Jadi kalau mau mengintervensi, membantu untuk meringankan beban orang miskin, berdasarkan survei kami 4 komoditas ini yang memang memberikan kontribusi kepada mereka,” ungkap Amalia.

28/08/2025 | Humas BAZNAS Jatim

Rakornas BAZNAS RI 2025, Menko PMK: BAZNAS Mitra Strategis Pemerintah dalam Pembangunan Manusia
Rakornas BAZNAS RI 2025, Menko PMK: BAZNAS Mitra Strategis Pemerintah dalam Pembangunan Manusia
Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno menegaskan pentingnya sinergisitas antara pemerintah dan BAZNAS untuk kesejahteraan masyarakat, agar program pembangunan manusia berjalan lebih efektif dan tepat sasaran. Hal tersebut disampaikan Pratikno dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) BAZNAS RI di Jakarta, Selasa (26/8/2025). Pratikno menyampaikan, BAZNAS tidak hanya berperan dalam menyalurkan zakat, tetapi juga mampu mengisi ruang-ruang yang belum sepenuhnya dijangkau pemerintah. Menurutnya, peran BAZNAS sangat strategis karena dapat hadir lebih cepat dalam menjawab kebutuhan masyarakat di berbagai sektor. “Pemda atau birokrasi pada umumnya tidak fleksibel untuk merespons suatu hal, karena harus ada perencanaan, anggarannya sudah dialokasikan, dan seterusnya. Tapi mungkin fleksibiltas bisa dilakukan di BAZNAS,” ujar Pratikno. Pratikno menilai fleksibilitas menjadi salah satu keunggulan BAZNAS dibandingkan birokrasi pemerintah. Katanya, sifat birokrasi yang kaku sering kali membuat respons terhadap kebutuhan masyarakat berjalan lambat. Di sinilah BAZNAS bisa mengambil peran pelengkap. “Mungkin fleksibilitas bisa dilakukan di BAZNAS, sehingga bisa menutup kelemahan pemerintah yang tidak fleksibel. Ini akan sangat membantu, khususnya untuk program-program yang sangat urgent,” jelas Pratikno. Lebih lanjut, Pratikno menegaskan, sektor kesehatan, pendidikan, dan penanganan bencana merupakan bidang prioritas yang membutuhkan dukungan cepat dan tepat. Kontribusi BAZNAS di tiga sektor itu sangat penting untuk mengurangi beban publik yang berisiko tinggi jika penanganannya terlambat. “Kalau kesehatan dan bencana itu prioritas utama, karena risiko kerugian yang ditanggung publik terlalu besar. Peran BAZNAS di sini sangat fundamental,” tambahnya. Pratikno juga berharap kolaborasi antara pemerintah dan BAZNAS tidak hanya berhenti di level pusat, melainkan dapat menginspirasi lahirnya koalisi di daerah. Menurutnya, kehadiran BAZNAS di daerah bisa menjadi motor penggerak sinergi antara pemerintah daerah, masyarakat, dan lembaga zakat. “Kami mengharapkan sekali, kerja sama ini bisa mendorong munculnya koalisi di daerah dalam mengatasi persoalan-persoalan pembangunan manusia. Kalau BAZNAS ada tim yang kita bisa sama-sama membahas secara detail kerja sama, nanti dari kami siap,” katanya.

28/08/2025 | Humas BAZNAS Jatim

Wakil Kepala Otorita Pantura: Sinergi BAZNAS dan Pemerintah Daerah Ciptakan Pengelolaan ZIS yang Komprehensif
Wakil Kepala Otorita Pantura: Sinergi BAZNAS dan Pemerintah Daerah Ciptakan Pengelolaan ZIS yang Komprehensif
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) RI Tito Karnavian yang diwakili oleh Wakil Kepala Otorita Pengelola Pantai Utara Jawa Dr. H. Suhajar Diantoro, M.Si mengatakan, sinergi yang efektif antara Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dengan pemerintah daerah akan menciptakan sistem pengelolaan zakat yang komprehensif, dari level kebijakan hingga implementasi di lapangan. Hal itu disampaikan Suhajar Diantoro dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) BAZNAS 2025 dengan tema “Menguatkan BAZNAS, Mendukung ASTACITA”, di Jakarta, Selasa (26/08/2025). Menurutnya, koordinasi yang baik antara BAZNAS dan pemerintah daerah juga akan menghindari tumpang tindih program dan memastikan disribusi zakat yang adil dan merata sesuai kebutuhan masing-masing daerah. "Jadi kalau BAZNAS sudah berkolaborasi dengan pemerintah daerah maka pengelolaannya akan lebih baik dan pemanfaatannya tepat sasaran," ujarnya. Selain itu, pihaknya menyebut jika pemerintah daerah berfungsi sebagai ujung tombak implementasi yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. Di satu sisi, Pemerintah daerah memiliki pemahaman mendalam tentang kondisi sosial-ekonomi dan budaya masyarakat setempat. "Hal ini memungkinkan pendekatan pengumpulan dan distribusi zakat yang lebih tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan lokal," jelasnya. "Dengan begitu, kemampuan untuk melakukan pendataan muzaki dan mustahik secara akurat menjadi modal penting dalam optimalisasi pengelolaan zakat," imbuhnya. Selanjutnya, pihaknya menyampaikan jika pemerintah daerah memiliki legitimasi dan wewenang untuk melakukan koordinasi dengan berbagai pihak, termasuk lembaga keagamaan, tokoh masyarakat, dan sektor swasta. "Keterlibatan pemerintah daerah dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pengelolaan zakat, sehingga mendorong peningkatan partisipasi muzakki," ucapnya. Sementara itu, kata dia, dalam konteks otonomi daerah, pemerintah daerah memiliki peluang untuk mengembangkan kebijakan dan program zakat yang disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan wilayahnya. "Penguatan peran ini harus didukung oleh regulasi yang jelas dan kapasitas kelembagaan yang memadai, agar dapat memberikan dampak signifikan terhadap pembangunan daerah," imbuhnya.

28/08/2025 | Humas BAZNAS Jatim

Optimalkan Dana ZIS, BAZNAS RI Luncurkan UPZ Desa Seluruh Indonesia
Optimalkan Dana ZIS, BAZNAS RI Luncurkan UPZ Desa Seluruh Indonesia
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI meluncurkan Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Desa seluruh Indonesia mengoptimalkan pengelolaan dana zakat, infak dan sedekah (ZIS). UPZ Desa merupakan satuan organisasi yang dibentuk oleh BAZNAS untuk membantu pengumpulan zakat baik di lingkungan desa maupun kelurahan. Peluncuran UPZ Desa dilaksanakan dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) dan BAZNAS Award 2025 dengan tema “Menguatkan BAZNAS, Mendukung ASTACITA”, di Jakarta, Selasa (26/08/2025). "Pada hari ini kita luncurkan UPZ Desa seluruh Indonesia dalam rangka untuk mengoptimalkan dana zakat, infak dan sedekah agar betul-betul sesuai dengan tiga prinsip Aman BAZNAS, yakni Aman Syar'i, Aman Regulasi dan Aman NKRI," kata Ketua BAZNAS RI Prof. Dr. KH Noor. Achmad MA. Kiai Noor menambahkan, kehadiran UPZ Desa seluruh Indonesia memiliki dampak yang sangat besar bagi pengelolaan zakat di Indonesia. Hingga saat ini, kata Kiai Noor, telah terdaftar sebanyak 2.536 UPZ kecamatan, 12.728 UPZ desa/kelurahan, dan 41.504 UPZ masjid “Semua UPZ tersebut mempunyai tugas untuk menghimpun dan mengelola dana ZIS,” kata Kiai Noor. Menurut Kiai Noor, potensi penghimpunan UPZ Desa juga sangat besar karena masih banyak desa atau kelurahan di seluruh Indonesia, yang akan dibentuk UPZ. Sehingga diharapkan dapat terus mengoptimalkan perannya agar semakin banyak umat terlayani dalam melaksanakan zakat dan semakin banyak mustahik yang menerima manfaat. "Dengan adanya Rakornas dan BAZNAS Award 2025, kami berharap seluruh UPZ dapat meningkatkan kinerja dan profesionalisme dalam pengelolaan zakat, sehingga dapat memberikan kebermanfaatan nyata bagi umat," pungkasnya.

28/08/2025 | Humas BAZNAS Jatim

BAZNAS Provinsi Jawa Timur Hadiri Rakornas BAZNAS 2025
BAZNAS Provinsi Jawa Timur Hadiri Rakornas BAZNAS 2025
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Provinsi Jawa Timur menghadiri Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) BAZNAS 2025 di Jakarta pada 26–29 Agustus, dengan tema “Menguatkan BAZNAS, Mendukung Astacita”. Kehadiran BAZNAS Jatim dalam Rakornas dipimpin oleh Ketua Prof. Dr. KH. Ali Maschan Moesa, M.Si., bersama Wakil Ketua I Drs. KH. Masnuh, M.A., Wakil Ketua II Dr. KH. Ahsanul Haq, M.Pd.I., Wakil Ketua III Dr. KH. Muhammad Zakki, M.Si., dan Wakil Ketua IV Dr. KH. Husnul Khuluq, M.M. Ketua BAZNAS Jatim menegaskan bahwa Rakornas kali ini menjadi momentum penting untuk memperkuat tata kelola zakat nasional, mulai dari pengumpulan, transparansi keuangan, hingga distribusi yang lebih tepat sasaran. Selain itu, pendataan mustahik juga perlu diperkuat agar penyaluran zakat semakin efektif dan optimal. “Potensi zakat di Indonesia mencapai Rp231 triliun, namun yang tergarap baru sekitar 11–12 persen. Jika tata kelola dan pendataan semakin baik, peningkatan pengumpulan akan signifikan, dan yang lebih penting pemanfaatannya dapat dirasakan masyarakat luas," ujar Ketua BAZNAS Jatim Prof. Dr. KH. Ali Maschan Moesa. Beliau juga menekankan bahwa prinsip utama dalam tata kelola zakat adalah aman syar’i, aman regulasi, dan aman NKRI. Menurutnya, zakat bukan hanya perintah agama, melainkan juga perintah negara, sehingga niat semua pihak harus lurus karena Allah SWT agar mendapat ridha-Nya. "Prinsip yang harus selalu dijaga adalah Aman Syar’i, Aman Regulasi, dan Aman NKRI. Zakat adalah perintah agama sekaligus perintah negara, sehingga niat kita semua harus lurus karena Allah SWT agar mendapat ridha-Nya, dan insyaAllah segala urusan akan dimudahkan serta memberi manfaat dunia dan akhirat,” tambahnya. Rakornas BAZNAS 2025 diharapkan menjadi forum strategis untuk menyatukan langkah seluruh jajaran BAZNAS pusat, provinsi, kabupaten/kota, serta mitra terkait, guna memaksimalkan potensi zakat di Indonesia demi kesejahteraan umat.

27/08/2025 | Humas BAZNAS Jatim

BAZNAS Jatim dan UPZ UIN Syekh Wasil Kediri Santuni 200 Anak Yatim
BAZNAS Jatim dan UPZ UIN Syekh Wasil Kediri Santuni 200 Anak Yatim
BAZNAS Provinsi Jawa Timur bersama Unit Pengumpul Zakat (UPZ) UIN Syekh Wasil Kediri menyalurkan santunan kepada 200 anak yatim berupa tas dan perlengkapan sekolah. Kegiatan berlangsung di Auditorium UIN Syekh Wasil, Selasa (26/8/2025). Acara ini dihadiri oleh Kabid Pendistribusian BAZNAS Jatim, Chandra Asmara, SE., Kabid Pengumpulan BAZNAS Jatim, Sugeng, Rektor UIN Syekh Wasil Kediri Prof. Dr. Wahidul Anam, M.Ag., Ketua Senat UIN Kediri Prof. Dr. Nur Ahid, M.Ag., Wakil Direktur Pascasarjana UIN Kediri Prof. Mohammad Yasin, M.Ag., Kabiro UIN Kediri Dr. Barnoto, M.Pd., Ketua UPZ UIN Syekh Wasil Kediri Prof. Dr. Nurul Hanani, serta para dekan dan kaprodi. Dalam sambutannya, Rektor UIN Syekh Wasil Kediri, Prof. Dr. Wahidul Anam, M.Ag., menegaskan pentingnya optimisme dalam mendidik anak-anak yatim. “Saya berharap jangan sampai ada anak yang terhalang sekolah hanya karena yatim atau tidak mampu. InsyaAllah selama saya diberi amanah sebagai rektor, anak yatim atau keluarga miskin yang ingin kuliah di kampus ini akan mendapat keringanan UKT, bahkan dengan KIP bisa memperoleh beasiswa hingga Rp6,6 juta per semester,” ujarnya. Senada dengan itu, Ketua UPZ UIN Syekh Wasil Kediri, Prof. Dr. Nurul Hanani, menegaskan komitmen UPZ untuk mendukung program-program pemberdayaan. “Tugas UPZ adalah menjembatani muzaki dengan mustahik, termasuk memastikan anak-anak yatim bisa terus bersekolah. UPZ hadir sebagai perpanjangan tangan BAZNAS agar manfaat zakat bisa dirasakan langsung di lingkungan kampus dan masyarakat sekitar,” ungkapnya. Sementara itu, Kabid Pendistribusian BAZNAS Jatim, Chandra Asmara, SE., menjelaskan bahwa bantuan ini merupakan bagian dari program utama BAZNAS Jatim. “BAZNAS Jatim memiliki lima program: Jatim Peduli, Jatim Cerdas, Jatim Makmur, Jatim Sehat, dan Jatim Taqwa. Santunan anak yatim ini masuk dalam program Jatim Cerdas, dengan harapan anak-anak bisa bersekolah tanpa beban,” jelasnya. Kegiatan santunan ini sekaligus menjadi ajang silaturahmi antara BAZNAS Jatim, UPZ, dan civitas akademika UIN Syekh Wasil Kediri, serta menunjukkan sinergi nyata dalam menguatkan peran zakat untuk pendidikan.

27/08/2025 | BAZNAS Jatim dan UPZ UIN Syekh Wasil Kediri Santuni 200 Anak Yatim

BAZNAS RI Luncurkan AAZRI, Perkuat Peran Amil Demi Optimalisasi Potensi Zakat Nasional
BAZNAS RI Luncurkan AAZRI, Perkuat Peran Amil Demi Optimalisasi Potensi Zakat Nasional
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI resmi meluncurkan Asosiasi Amil Zakat Republik Indonesia (AAZRI), sebagai upaya memperkuat peran amil dari pusat hingga desa. Penguatan peran amil diharapkan dapat mengoptimalkan potensi zakat nasional, guna mendukung pencapaian program Asta Cita menuju Indonesia Emas 2045. Peluncuran AAZRI dilakukan langsung oleh Ketua BAZNAS RI, Prof. Dr. KH. Noor Achmad, MA., pada pembukaan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) BAZNAS 2025 di Jakarta, Selasa (26/8/2025). Acara tersebut dihadiri Menteri Agama RI, Prof. Dr. K.H. Nasaruddin Umar, Ketua MPR RI H. Ahmad Muzani, serta diikuti 1.200 peserta dari BAZNAS provinsi, kabupaten, dan kota seluruh Indonesia. Dalam sambutannya, Ketua BAZNAS RI, Prof. Dr. KH. Noor Achmad MA. mengatakan, pembentukan AAZRI merupakan bagian dari komitmen BAZNAS untuk memperkuat peran amil sekaligus mendukung pencapaian program Asta Cita menuju Indonesia Emas 2045. "Hari ini, BAZNAS meresmikan Asosiasi Amil Zakat Republik Indonesia (AAZRI) dari pusat hingga desa. Jika tiap desa ada lima amil, dikalikan 80 ribu desa, jumlahnya sekitar 400 ribu amil. Ditambah yang ada di kota dan provinsi, total bisa mencapai satu juta amil," ujar Kiai Noor. Ia menambahkan, ide pembentukan AAZRI ini lahir melalui konsultasi dengan Menteri Agama RI. Menurutnya, semakin banyak jumlah amil zakat, semakin besar pula peluang pengumpulan dana zakat, infak, dan sedekah di masyarakat. "Target yang sudah ditetapkan berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN), insya Allah Rp66 triliun akan kita capai pada tahun 2026. Syukur nanti terus meningkat, karena seperti disampaikan Pak Menteri, masih banyak sumber dana zakat yang belum kita raih. Dengan semakin banyaknya amil, akan semakin banyak pula orang yang bekerja mengumpulkan zakat, infak, sedekah, dan dana sosial keagamaan lainnya," ungkapnya. Lebih lanjut, Kiai Noor menekankan, AAZRI tidak hanya menjadi wadah formal, tetapi juga sarana penguatan kapasitas dan integritas para amil di seluruh Indonesia. Dengan keberadaan AAZRI, diharapkan mampu menggerakkan potensi besar zakat di Indonesia agar lebih optimal dalam mendukung pembangunan dan kesejahteraan rakyat. "Insya Allah mudah-mudahan ini menjadi bagian yang tak terpisahkan bagaimana kita semuanya berperan aktif dalam rangka untuk mendukung Asta Cita," ucap Kiai Noor. Sementara, Ketua MPR RI, Ahmad Muzani, yang hadir dalam acara tersebut, turut menyambut baik peluncuran AAZRI. Menurutnya, langkah BAZNAS membentuk asosiasi amil zakat akan memberikan dampak besar bagi kemajuan bangsa. "AAZRI ini diperkirakan jumlahnya mencapai 1 juta orang. Jika hal itu tercapai, dan masing-masing amil mampu mengumpulkan dana Rp10 juta, berarti akan terkumpul Rp10 triliun. Dana tersebut akan langsung digunakan untuk kepentingan masyarakat di daerah-daerah," kata Muzani. Ia menilai kerja para amil zakat merupakan pekerjaan yang sangat mulia dan memiliki nilai strategis dalam membangun bangsa. "Oleh karena itu, pekerjaan ini adalah pekerjaan yang mulia, luhur, dan luar biasa. Inilah pahlawan-pahlawan Indonesia menjelang 100 tahun Republik Indonesia," tegasnya. Muzani juga menambahkan, apa yang dilakukan BAZNAS merupakan bentuk nyata pemanfaatan otoritas negara untuk membantu rakyat dan mempercepat pencapaian tujuan negara dalam menyejahterakan rakyat. “Apa pencapaian tujuan bernegara itu? negara yang kuat, bukan hanya karena tentaranya atau polisinya yang kuat, melainkan juga karena rakyatnya kuat: rakyat tanpa utang, rakyat yang sehat, rakyat yang kenyang, dan rakyat yang memiliki pekerjaan,” ucap Muzani.

27/08/2025 | Humas BAZNAS Jatim

Rakornas BAZNAS 2025, Ketua MPR Apresiasi Peran BAZNAS Melindungi Rakyat Kecil
Rakornas BAZNAS 2025, Ketua MPR Apresiasi Peran BAZNAS Melindungi Rakyat Kecil
Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI, H. Ahmad Muzani mengapresiasi peran BAZNAS RI yang selama ini telah membantu negara dalam melindungi fakir miskin dan mereka yang membutuhkan kehadiran negara. Hal tersebut disampaikan Muzani saat memberikan sambutan pada acara rapat kerja nasional (Rakornas) BAZNAS RI 2025 di Jakarta, Selasa (26/8/2025). “Siapa yang bertanggung jawab mengurus fakir, miskin, anak terlantar, kesehatan rakyat, usaha ekonomi kecil? menurut UUD yang bertanggung jawab untuk mengurus mereka adalah negara,” kata Muzani. Muzani menjelaskan, bentuk negara dalam menjalankan tanggungjawabnya melindungi dan memelihara fakir miskin adalah dengan dua cara. Pertama, melalui dana anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) dan program-program pemerintah. Kedua, negara membentuk lembaga-lembaga dan memberi mandat untuk membantu fakir miskin, termasuk salah staunya adalah BAZNAS melalui kewenangannya mengelola dana zakat. “BAZNAS adalah lembaga yang diberi mandat oleh negara untuk mengurus mereka. Apa yang dilakukan BAZNAS adalah untuk membantu negara dalam upaya mempercepat pencapaian-pencapaian tujuan bernegara,” terangnya. Muzani menambahkan, tujuan bernegara bukan hanya menjadikan negara kuat dengan memiliki pasukan tentara dan polisi yang kuat, melainkan memiliki rakyat yang merdeka dan terbebas dari kemiskinan. “Negara ini akan kuat, bukan hanya tentaranya yang kuat, bukan hanya polisinya yang kuat, tapi selain polisi yang kuat tentara yang kuat juga diperlukan adalah rakyat yang tanpa hutang, rakyat yang sehat, rakyat yang kenyang, rakyat yang punya pekerjaan dan rakyat yang dompetnya tebal,” tegas dia. “BAZNAS bagian dari itu tunggung jawabanya, karena itu Rapat Kerja Nasional pada hari ini adalah upaya bagaimana menguatkan BAZNAS dalam program Astacita menuju Indonesia merdeka,” tambahnya. Turut hadir dalam pembukaan Rakornas, Ketua BAZNAS RI, Prof. Dr. KH. Noor Achmad, MA., Wakil Ketua BAZNAS RI H. Mo Mahdum, Wakil Kepala Perwakilan RI Kedubes Indonesia untuk Mesir M. Zaim A. Nasution, Ketua MUI KH. Anwar Iskandar, Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf (Dirzawa) Kemenag RI Prof. Dr. H. Waryono Abdul Ghofur, Kepala Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) Dr. Fadlul Imansyah, S.E., M.M., CIFP., serta jajaran pimpinan dan perwakilan BAZNAS Provinsi/Kabupaten/Kota dari seluruh Indonesia.

27/08/2025 | Humas BAZNAS Jatim

Sukseskan Asta Cita, Menag RI Buka Rakornas BAZNAS 2025
Sukseskan Asta Cita, Menag RI Buka Rakornas BAZNAS 2025
Menteri Agama RI Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA., secara resmi membuka Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) BAZNAS 2025 di Jakarta, Selasa (26/8/2025). Forum tahunan ini mengusung tema “Menguatkan BAZNAS, Menyukseskan Asta Cita” sebagai dukungan terhadap agenda pembangunan nasional menuju Indonesia Emas 2045. Turut hadir dalam pembukaan Rakornas, Ketua BAZNAS RI, Prof. Dr. KH. Noor Achmad, MA., Wakil Ketua BAZNAS RI H. Mo Mahdum, Ketua MUI KH. Anwar Iskandar, Wakil Kepala Perwakilan RI Kedubes Indonesia untuk Mesir M. Zaim A. Nasution, Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf (Dirzawa) Kemenag RI Prof. Dr. H. Waryono Abdul Ghofur, serta jajaran pimpinan dan perwakilan BAZNAS Provinsi/Kabupaten/Kota dari seluruh Indonesia. Dalam sambutannya, Ketua BAZNAS RI, Prof. Dr. KH. Noor Achmad, MA., menegaskan Rakornas BAZNAS menjadi momentum penting dan tepat untuk menyinergikan program zakat dengan Asta Cita yang diharapkan bisa memberi dampak langsung dan nyata pada kesejahteraan yang merata bagi umat. “Tema Rakornas 2025 mengandung makna besar agar zakat benar-benar menjadi instrumen transformasi sosial yang mampu mempercepat terwujudnya kesejahteraan umat dan mendukung Asta Cita,” ujar Kiai Noor. Menurut Kiai Noor, dukungan BAZNAS terhadap Asta Cita terwujud melalui berbagai program nyata yang sejalan dengan misi pengentasan kemiskinan, peningkatan kualitas sumber daya manusia, penguatan ekonomi, hingga pembangunan inklusif dan berkeadilan. “Melalui Rakornas ini, kita meneguhkan tekad bahwa BAZNAS akan terus bersinergi dengan pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat sipil untuk memastikan zakat benar-benar menjadi pilar yang menopang pencapaian Asta Cita serta mempercepat terwujudnya kesejahteraan umat dan visi Indonesia Emas 2045,” ucap Kiai Noor. Ia menambahkan, BAZNAS berhasil menunjukkan kinerja penghimpunan yang meningkat signifikan dalam lima tahun terakhir. Menurutnya, zakat semakin mendapat tempat di hati masyarakat sebagai instrumen keadilan sosial. “Penghimpunan zakat nasional naik signifikan, dari Rp12,43 triliun pada 2020 menjadi Rp40,53 triliun di 2024. Di tingkat pusat, pengumpulan meningkat dari Rp517 miliar pada 2021 menjadi Rp1,12 triliun pada 2024, dengan target Rp1,35 triliun pada 2025,” ucap Kiai Noor. Pada kesempatan itu, Kiai Noor juga mengungkapkan, jumlah muzaki terus bertambah hingga mencapai 28,46 juta jiwa pada 2024. Ia menilai, angka tersebut mencerminkan peningkatan kesadaran berzakat di tengah masyarakat. Selain itu, kata Kiai Noor, BAZNAS memperkuat tata kelola zakat melalui transformasi digital, peningkatan kualitas SDM amil, serta penguatan koordinasi nasional. Terlebih, lanjutnya, Indeks Zakat Nasional (IZN) kini sudah diakui sebagai salah satu indikator pembangunan daerah oleh Bappenas. BAZNAS juga tercatat aktif di level internasional, terutama dalam kontribusi kemanusiaan untuk Palestina. Hingga Juli 2025, BAZNAS telah menghimpun sebanyak Rp375 miliar dan menyalurkan Rp120 miliar untuk membantu lebih dari 670 ribu penerima manfaat di Gaza. “Kita patut bangga karena logo BAZNAS kini dikenal di kancah internasional sebagai simbol kepedulian bangsa Indonesia,” kata Kiai Noor. Rakornas BAZNAS 2025 turut menghadirkan BAZNAS Awards yang memberikan hampir 1.000 penghargaan kepada berbagai pihak, mulai dari BAZNAS daerah, lembaga amil zakat (LAZ), tokoh publik, hingga mitra perusahaan. Menurut Kiai Noor, penghargaan tersebut menjadi bentuk apresiasi sekaligus pemacu semangat bagi semua elemen penggerak zakat. “Harapan besar dari Rakornas ini adalah lahirnya langkah-langkah konkret yang semakin memajukan pengelolaan zakat di Indonesia. Zakat bukan hanya ibadah individual, tetapi bagian dari gotong royong bangsa untuk menghadirkan keadilan sosial dan pemerataan kesejahteraan,” tegasnya. Rakornas kali ini juga menjadi penanda berakhirnya masa kepemimpinan BAZNAS periode 2020–2025. Kiai Noor menyampaikan agar estafet kepemimpinan berikutnya tetap menjaga dan mengembangkan inovasi yang telah dibangun. “Kami memohon doa dan dukungan agar kepemimpinan berikutnya dapat membawa BAZNAS semakin kokoh dan berdampak luas bagi kesejahteraan umat serta pembangunan bangsa,” pungkasnya. Hadir dalam Rakornas BAZNAS 2025, Pimpinan Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan Hj. Saidah Sakwan, MA, Pimpinan Bidang Pengumpulan H. Rizaludin Kurniawan, S.Ag, M.Si, CFRM, Pimpinan Bidang SDM, Keuangan dan Umum Kol. Caj. (Purn) KH. Nur Chamdani, Pimpinan Bidang Perencanaan, Kajian, dan Pengembangan Prof. (HC) Dr. Zainulbahar Noor, SE, M.Ec., Pimpinan Bidang Koordinasi Nasional KH. Achmad Sudrajat, Lc, MA, CFRM, serta Pimpinan Bidang Transformasi Digital Nasional Prof. Ir. KH. M. Nadratuzzaman Hosen, M.S, M.Ec, Ph.D., Deputi 1 BAZNAS RI Bidang Pengumpulan M. Arifin Purwakananta, serta Deputi 2 BAZNAS RI saat ini dijabat oleh Dr. H.M. Imdadun Rahmat, M.Si.

27/08/2025 | Humas BAZNAS Jatim

BAZNAS Jatim Hadirkan Harapan untuk Mbah Juminah, Lansia Sebatang Kara di Tulungagung
BAZNAS Jatim Hadirkan Harapan untuk Mbah Juminah, Lansia Sebatang Kara di Tulungagung
Di sebuah rumah sederhana di Desa Sanan, Kecamatan Pakel, Kabupaten Tulungagung, tinggal seorang perempuan sepuh bernama Mbah Juminah. Sehari-hari ia hidup seorang diri, setelah sang suami meninggal dunia beberapa tahun lalu. Rumah yang kini menjadi tempat berteduhnya pun merupakan peninggalan sang almarhum suami, yang dibangun sebelum ajal menjemput. Meski usianya telah lanjut, semangat hidup Mbah Juminah tak pernah padam. Ia masih berusaha bekerja sebagai buruh tani saat tubuhnya kuat menahan lelah. Namun, di kala sakit menyerang, ia terpaksa beristirahat total tanpa penghasilan. Kondisi itu membuat kehidupannya kerap diwarnai ketidakpastian, terutama dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Mbah Juminah tercatat sebagai penerima bantuan fakir dari BAZNAS Provinsi Jawa Timur (BAZNAS Jatim) melalui BAZNAS Kabupaten Tulungagung. Setiap bulan, ia menerima santunan sebesar Rp600.000 yang menjadi penopang utama dalam mencukupi kebutuhan hidupnya. Santunan itu bukan hanya sekadar bantuan materi, melainkan juga menjadi penguat batin bagi Mbah Juminah untuk tetap bertahan dalam kesendiriannya. Baginya, uluran tangan dari para muzakki melalui BAZNAS Jatim adalah wujud kasih sayang yang membuatnya tidak merasa benar-benar sendiri. Kisah Mbah Juminah mengingatkan kita, bahwa zakat bukan hanya ibadah, tetapi juga jalan untuk menghidupkan harapan bagi mereka yang membutuhkan.

25/08/2025 | Humas BAZNAS Jatim

BAZNAS Jatim Dorong Kemandirian Pedagang dengan Program “Gaya Marinir” di Lamongan
BAZNAS Jatim Dorong Kemandirian Pedagang dengan Program “Gaya Marinir” di Lamongan
Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, BAZNAS Provinsi Jawa Timur bersama BAZNAS Kabupaten Lamongan dan Bank Daerah Lamongan (BDL) meluncurkan program pemberdayaan ekonomi bertajuk “Gaya Marinir” (Pedagang Berdaya Merdeka dari Rentenir). Peresmian berlangsung di Pendopo Desa Sekaran, Kecamatan Sekaran, Kamis (21/8). Sebanyak 80 mustahik pedagang pasar menjadi penerima manfaat pada tahap awal. Angka tersebut dipilih sebagai simbol kemerdekaan ke-80 Republik Indonesia. Program ini dirancang untuk membebaskan pedagang kecil dari jeratan praktik rentenir sekaligus memperkuat kemandirian ekonomi masyarakat. Sebagai bagian dari acara, dilakukan pula penyerahan simbolis buku rekening pembiayaan kepada 10 mustahik. Hal ini menjadi tanda dimulainya penyaluran pembiayaan melalui program Gaya Marinir. Ketua BAZNAS Kabupaten Lamongan, Bambang Eko Muljono, S.H., SpN., M.M., menjelaskan bahwa program ini akan diperluas ke berbagai desa lain. "Kami targetkan hingga akhir 2025 bisa menjangkau 300 hingga 500 pedagang kecil di berbagai desa. Dimulai dari 80 pedagang di Sekaran, program ini akan kami kembangkan ke pasar-pasar desa lain. Harapannya pedagang berdaya merdeka dari rentenir," ungkapnya. Wakil Ketua IV BAZNAS Provinsi Jawa Timur bidang SDM dan Umum, Dr. K.H. Husnul Khuluq, M.M., menegaskan bahwa program ini sejalan dengan misi BAZNAS dalam meringankan beban umat. "Saya kira ini program yang sangat baik untuk masyarakat, untuk negara, dan di sisi agama sangat dianjurkan bagaimana meringankan beban orang tidak mampu," ujarnya. Sementara itu, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kabupaten Lamongan, Joko Nursiyanto, S.H., M.H., menyampaikan apresiasi atas inisiatif ini. "Kami mengucapkan terima kasih kepada BAZNAS, baik provinsi maupun kabupaten. Kehadiran program ini menjadi wujud nyata upaya negara dan daerah meringankan beban pedagang kecil agar mereka bisa berkembang dan mandiri," katanya. Dengan diluncurkannya Gaya Marinir, BAZNAS Jatim menegaskan komitmennya untuk terus memperkuat peran zakat, infak, dan sedekah dalam menyejahterakan umat serta mendorong lahirnya masyarakat yang merdeka secara ekonomi.

22/08/2025 | Humas BAZNAS Jatim

BAZNAS Jatim Lakukan Pengawasan dan Pendampingan ke BAZNAS Kab. Mojokerto
BAZNAS Jatim Lakukan Pengawasan dan Pendampingan ke BAZNAS Kab. Mojokerto
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Provinsi Jawa Timur melaksanakan kegiatan pengawasan sekaligus pendampingan kepada BAZNAS Kabupaten Mojokerto, Kamis (21/8/2025) Agenda ini menjadi bagian penting dalam memastikan tata kelola zakat berjalan sesuai prinsip Aman Syar'i, Aman Regulasi, dan Aman NKRI. Kegiatan tersebut dihadiri oleh Wakil Ketua IV BAZNAS Jatim bidang SDM dan Umum, Dr. KH. Husnul Khuluq, M.M., dan Ketua BAZNAS Kabupaten Mojokerto, Zamroni Ahmad, beserta jajaran pimpinan dan pelaksana. Pengawasan dan pendampingan ini dilakukan sebagai upaya memperkuat kinerja kelembagaan BAZNAS di daerah. Melalui sinergi dan kolaborasi, pengelolaan zakat di Kabupaten Mojokerto diharapkan dapat memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat. Langkah bersama ini sekaligus mempertegas komitmen BAZNAS untuk menguatkan peran lembaga zakat sebagai pilar kesejahteraan umat sesuai dengan visi lembaga, yakni menjadi lembaga utama menyejahterakan umat melalui pengelolaan zakat, infak, dan sedekah.

22/08/2025 | Humas BAZNAS Jatim

Program Z-Auto BAZNAS Jatim Bantu Bengkel Pak Nono Makin Berkembang
Program Z-Auto BAZNAS Jatim Bantu Bengkel Pak Nono Makin Berkembang
Di sebuah sudut Jalan Siwalankerto Utara 34, Surabaya, terdapat bengkel sederhana milik Bapak Nono Suparno. Sejak tahun 1984, beliau merintis usaha bengkel motor hanya dengan kunci dan peralatan seadanya. Bahkan, tak jarang masyarakat sekitar dulu menganggap tempatnya bukan bengkel sungguhan karena peralatan yang terbatas. Namun, perjalanan panjang itu kini berbuah manis. Sejak menerima bantuan Program Z-Auto tahap kedua dari BAZNAS Jawa Timur, bengkel Pak Nono mulai bertransformasi. Ia kini memiliki peralatan lebih lengkap, bahan-bahan yang memadai, hingga dukungan kepercayaan dari distributor oli yang rutin mengirim langsung stok ke bengkelnya. “Dulu saya hanya bisa menerima servis sederhana dengan alat seadanya. Sekarang alhamdulillah, bengkelnya jadi lebih hidup. Pendapatan juga ikut meningkat,” tutur Pak Nono. Kesibukan pun kian terasa di bengkelnya. Hampir setiap hari motor-motor datang silih berganti untuk diperbaiki atau sekadar ganti oli. Meski sempat merasa kelelahan karena harus mengerjakan semuanya sendiri, semangatnya tetap menguatkan langkah. Pendamping program pun mengingatkan agar beliau menjaga kesehatan di tengah derasnya permintaan pelanggan. Kini, bengkel Pak Nono bukan hanya menjadi tempat perbaikan kendaraan, tetapi juga simbol bagaimana zakat yang dikelola dengan baik mampu mendorong kesejahteraan. Dari semangat kecil seorang perintis, dengan dukungan Program Z-Auto, lahirlah usaha yang lebih mandiri dan memberi manfaat bagi keluarga serta masyarakat sekitar.

21/08/2025 | Humas BAZNAS Jatim

BAZNAS Jatim Dorong Pembentukan UPZ di AKN Putra Sang Fajar Blitar
BAZNAS Jatim Dorong Pembentukan UPZ di AKN Putra Sang Fajar Blitar
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Provinsi Jawa Timur melaksanakan audiensi ke Akademi Komunitas Negeri (AKN) Putra Sang Fajar Blitar pada Rabu (20/8/2025). Pertemuan ini difokuskan pada rencana pembentukan Unit Pengumpul Zakat (UPZ) di lingkungan kampus sebagai upaya optimalisasi zakat, infak, dan sedekah (ZIS). Audiensi dihadiri oleh Ketua BAZNAS Jatim Prof. Dr. KH. Ali Maschan Moesa, M.Si., Wakil Ketua I Drs. KH. Masnuh, MA., Wakil Ketua II Dr. KH. Ahsanul Haq, M.Pd.I, Wakil Ketua IV Dr. KH. Husnul Khuluq, M.M., serta Ketua BAZNAS Kota Blitar H. Mariyoto, S.E. Dari pihak kampus hadir Direktur AKN Putra Sang Fajar Dr. Drs. Halid Hasan, M.Strat.HRM, Wakil Direktur I M. Nur Fu’ad, M.Kom, dan Wakil Direktur II Anang Widigdyo, S.Pt., M.Pt. Ketua BAZNAS Jatim, Prof. Dr. KH. Ali Maschan Moesa, M.Si., menegaskan bahwa pembentukan UPZ merupakan mandat Undang-Undang No. 23 Tahun 2011. “ASN diwajibkan menyalurkan zakat, infak, dan sedekah melalui BAZNAS. Proses pembentukan UPZ cepat dan mudah, cukup ajukan nama pengurus, dan segera dapat diterbitkan SK dari BAZNAS Jatim", ungkap Prof. Ali Maschan. Beliau menjelaskan, mekanisme pengelolaan yang dijalankan BAZNAS memungkinkan sebagian besar hasil pengumpulan tetap dapat dimanfaatkan kembali oleh UPZ. "Hasil pengumpulan ZIS pun bisa kembali hingga 70 persen untuk kebutuhan kampus maupun masyarakat sekitar,” jelasnya. Sementara itu, Direktur AKN Putra Sang Fajar Blitar, Dr. Drs. Halid Hasan, M.Strat.HRM, menyambut baik inisiatif ini. “Alhamdulillah, kampus kami kedatangan tokoh-tokoh yang sudah tidak asing lagi. Nama AKN memang belum begitu populer, tetapi kehadiran BAZNAS Jatim memberi pencerahan dan penguatan", kata Dr. Halid Hasan. Ia menyampaikan bahwa pengelolaan ZIS di kampus sudah ada namun belum optimal. "Dengan bimbingan BAZNAS Jatim, Insya Allah bulan September kami mulai mengoptimalkan pengelolaan ZIS melalui UPZ, meskipun dari nilai yang relatif kecil,” ujarnya. Dr. Halid juga menambahkan bahwa AKN saat ini tengah berproses menuju transformasi menjadi politeknik, dengan harapan dapat membuka program D3 dan S1. Pihak kampus menilai langkah sinergi dengan BAZNAS Jatim ini akan membawa manfaat tidak hanya bagi sivitas akademika, tetapi juga masyarakat luas melalui penguatan pemberdayaan berbasis kampus.

20/08/2025 | Humas BAZNAS Jatim

BAZNAS RI Kembali Salurkan Bantuan Kemanusiaan ke Gaza Lewat Airdrop Tahap II
BAZNAS RI Kembali Salurkan Bantuan Kemanusiaan ke Gaza Lewat Airdrop Tahap II
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI bersama Tentara Nasional Indonesia (TNI) kembali menyalurkan bantuan kemanusiaan untuk masyarakat Gaza melalui mekanisme airdrop tahap kedua dalam misi Operasi Bantuan Kemanusiaan Gaza Palestina Satgas Garuda Merah Putih II. Bantuan tersebut berhasil diterjunkan dari atas pesawat Hercules milik TNI AU, Senin (18/8/2025). Bantuan tahap ini merupakan kelanjutan dari pengiriman perdana pada 17 Agustus 2025, yang bertepatan dengan peringatan HUT ke-80 Republik Indonesia. Dalam misi ini, BAZNAS RI menyalurkan 80 ton bantuan pangan melalui jalur udara (airdrop). Ketua BAZNAS RI, Prof. Dr. KH. Noor Achmad, MA., menyampaikan rasa syukur atas kelancaran pengiriman bantuan melalui jalur udara tersebut. Paket bantuan dipersiapkan dengan sistem pengamanan khusus, sehingga logistik yang dikirim dapat tiba dengan selamat di titik penerjunan. “Alhamdulillah, bantuan dari masyarakat Indonesia untuk saudara-saudara kita di Palestina kembali berhasil diterjunkan di Jalur Gaza melalui airdrop. Paket logistik ini dipersiapkan dengan sistem pengamanan khusus, agar tiba dengan selamat di lokasi penerima,” ujar Kiai Noor di Jakarta. Menurutnya, keberhasilan penyaluran bantuan ini merupakan bukti solidaritas masyarakat Indonesia tidak pernah surut mendukung perjuangan rakyat Palestina. Pelaksanaan misi kemanusiaan bersama TNI tersebut juga menjadi simbol persaudaraan tanpa batas, terlebih pada saat bangsa Indonesia tengah merayakan 80 tahun kemerdekaan. “Misi kemanusiaan ini merupakan wujud kepedulian masyarakat Indonesia yang tengah merayakan kemerdekaan, dan menjadi simbol persaudaraan tanpa batas untuk rakyat Palestina,” tambahnya. Kiai Noor juga menyampaikan, bantuan ini dapat tersampaikan dan terlaksana dengan baik berkat kolaborasi dari berbagai pihak termasuk Kementerian Pertananan (Kemenhan), Kementerian Luar Negeri (Kemlu), TNI, KBRI di Yordania maupun Mesir, juga tentunya seluruh masyarakat Indonesia yang telah menyalurkan bantuan bagi saudara-saudara di Palestina melalui BAZNAS RI. Sementara itu, Direktur Pendistribusian BAZNAS RI, Ahmad Fikri, menuturkan bahwa airdrop tahap kedua dapat terlaksana dengan baik berkat koordinasi yang matang bersama TNI. Ia menjelaskan, seluruh bantuan yang diterjunkan merupakan hasil sumbangan masyarakat Indonesia yang sepenuhnya ditujukan untuk meringankan penderitaan rakyat Gaza. “Alhamdulillah airdrop tahap kedua ini berhasil. Semoga semua bantuan warga Indonesia untuk rakyat Palestina bermanfaat dan terus memotivasi perjuangan mereka,” ungkap Fikri yang langsung melaporkan dari atas pesawat Hercules di langit Gaza. BAZNAS RI menegaskan akan terus melanjutkan distribusi bantuan kemanusiaan dalam beberapa skema pengiriman berikutnya hingga seluruh logistik yang telah dipersiapkan dapat benar-benar sampai kepada masyarakat Gaza yang sangat membutuhkan.

20/08/2025 | Humas BAZNAS Jatim

HUT RI ke-80, BAZNAS Jatim dan Bakesbangpol Salurkan Bantuan bagi Eks Napiter Binaan
HUT RI ke-80, BAZNAS Jatim dan Bakesbangpol Salurkan Bantuan bagi Eks Napiter Binaan
Memperingati Kemerdekaan RI ke-80, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Provinsi Jawa Timur bersama Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Jatim menyalurkan bantuan pemberdayaan berupa modal usaha kepada 10 mantan narapidana terorisme (napiter). Setiap penerima memperoleh bantuan modal usaha sebesar Rp2.500.000. Penyerahan dilakukan secara simbolis oleh Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur, Adhy Karyono, di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Ahad (17/8/2025). Bakesbangpol Jatim menjelaskan bahwa fasilitasi ini merupakan upaya mendukung eks napiter agar mandiri secara ekonomi dan berdaya guna di tengah masyarakat. Melalui dukungan tersebut, para penerima diharapkan dapat mengembangkan usaha produktif sekaligus memperkuat proses reintegrasi sosial. Sinergi BAZNAS Jatim dan Bakesbangpol menjadi bukti nyata kolaborasi pemerintah dan lembaga zakat dalam mewujudkan pemberdayaan yang inklusif sekaligus menjaga stabilitas serta keamanan di Jawa Timur.

19/08/2025 | Humas BAZNAS Jatim

Kasih Sayang untuk Mbah Yatinem, Lansia Sebatang Kara yang Terima Bantuan BAZNAS Jatim
Kasih Sayang untuk Mbah Yatinem, Lansia Sebatang Kara yang Terima Bantuan BAZNAS Jatim
Usianya sudah senja, tubuhnya ringkih, dan langkahnya pun tidak lagi sekuat dulu. Begitulah kondisi Mbah Yatinem, seorang lansia dari Dusun Karangrejo, Desa Gandusari, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Trenggalek, yang hidup sebatang kara. Sehari-harinya ia harus berjuang menghadapi sakit-sakitan, tanpa ada keluarga yang mendampingi. Dalam kesendirian itu, hadir uluran tangan BAZNAS Provinsi Jawa Timur melalui BAZNAS Kabupaten Trenggalek. Sejak tahun 2024, Mbah Yatinem terdaftar sebagai penerima manfaat program bantuan fakir. Setiap bulannya, ia menerima santunan sebesar Rp600.000 untuk membantu mencukupi kebutuhan hidupnya. Bagi sebagian orang, angka itu mungkin tidak besar. Namun bagi Mbah Yatinem, bantuan ini menjadi harapan yang menguatkan dirinya di masa tua. Dengan dana tersebut, ia bisa membeli makanan, obat-obatan, hingga kebutuhan sehari-hari tanpa harus mengkhawatirkan dari mana harus mencari nafkah. Kehadiran program ini tidak hanya memberi arti pada Mbah Yatinem, tetapi juga menjadi bukti nyata bagaimana zakat, infak, dan sedekah (ZIS) yang dihimpun masyarakat dapat kembali dirasakan langsung oleh mereka yang paling membutuhkan. BAZNAS Jatim terus berkomitmen menyalurkan amanah para muzakki agar tepat sasaran. Kisah Mbah Yatinem hanyalah satu dari sekian banyak bukti bahwa zakat mampu menghadirkan senyum dan ketenangan di tengah kehidupan mereka yang serba terbatas.

19/08/2025 | Humas BAZNAS Jatim

Bertepatan dengan HUT RI, Bantuan BAZNAS Seberat 80 Ton Diterjunkan ke Gaza
Bertepatan dengan HUT RI, Bantuan BAZNAS Seberat 80 Ton Diterjunkan ke Gaza
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI memastikan bantuan kemanusiaan tahap awal seberat 80 ton untuk Palestina telah berhasil diterjunkan langsung ke wilayah Gaza melalui mekanisme airdrop, Minggu (17/8/2025). Bantuan 80 ton yang disiapkan BAZNAS RI merupakan bagian dari total 800 ton logistik yang dikirim dari masyarakat Indonesia guna meringankan penderitaan masyarakat Gaza yang tengah dilanda krisis kemanusiaan. Bantuan tersebut disalurkan bertepatan dengan momen HUT Republik Indonesia ke-80. Ketua BAZNAS RI, Prof. Dr. KH. Noor Achmad, MA., mengungkapkan rasa syukurnya atas keberhasilan tahap perdana ini. Bantuan tersebut diharapkan bisa meringankan beban masyarakat di Gaza. “Alhamdulillah, pada 17 Agustus 2025 waktu setempat bantuan dari masyarakat Indonesia untuk saudara-saudara kita di Palestina telah berhasil diterjunkan di Jalur Gaza melalui airdrop,” ujar Kiai Noor. Kiai Noor mengatakan, paket bantuan tersebut dipersiapkan dengan sistem pengamanan khusus, termasuk parasut, agar tiba dengan selamat di lokasi penerima. "Bantuan berupa bahan makanan seberat 80 ton ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan mendesak masyarakat Gaza yang tengah menghadapi krisis kemanusiaan," ucap Kiai Noor. Lebih lanjut, Kiai Noor menyampaikan bahwa pelaksanaan misi kemanusiaan ini menjadi simbol persaudaraan tanpa batas. Terlebih, Indonesia tengah merayakan kemerdekaan ke-80. “Pelaksanaan bantuan atas kerja sama BAZNAS RI dan TNI ini merupakan wujud kepedulian masyarakat Indonesia yang tengah merayakan 80 tahun kemerdekaan, sebagai simbol persaudaraan tanpa batas,” katanya.

19/08/2025 | Humas BAZNAS Jatim

Info Rekening Zakat

Info Rekening Zakat

Mari tunaikan zakat Anda dengan mentransfer ke rekening zakat.

BAZNAS

Info Rekening Zakat